Bintang merah

Rabu, 07 November 2012

RUMAH DI SERIBU OMBAK

Ingat Nak, banyak temanmu yang beragama beda. Kau harus menghormati apa yang mereka percayai. Jangan sekali-sekali mengolok apa yang mereka lakukan dalam beribadah.
Begitulah pesan ayah kepada anaknya, Samihi. Seorang anak muslim yang tinggal di Desa Kalidukuh, Singaraja. Sebuah kampung di Bali yang banyak ditempati oleh penduduk muslim. Samihi mempunyai sahabat bernama I Wayan Manik yang biasa dipanggil Yanik.
Persahabatan keduanya dimulai ketika Yanik menolong Samihi dari keroyokan berandal Desa Temukus. Mereka mencoba untuk mencuri sepeda Samihi ketika dia lengah. Sejak peristiwa itu, mereka sering terlihat jalan bersama. Walaupun berbeda agama, mereka dapat bersahabat dengan menghormati keyakinan masing-masing.
Bahkan Yanik membantu Samihi dalam berlatih untuk mengikuti kejuaran Qiraah di desanya. Caranya sungguh unik, Yanik mengajak Samihi untuk mendengarkan Bapak Tua yang mendendangkan Geguritan Bali, cara berpantun orang Bali dengan suara-suara yang dimainkan ritmenya. Geguritan lebih mirip nyanyian kidung yang bisa menjadi lagu.Yanik juga mengajaknya ke lomba Mekidung yaitu lomba menyanyikan puji-pujian akan Tuhannya pemeluk Hindu, juga kepada dewa-dewa yang harus dihormati.
Begitulah kisah persahabatan antar dua anak lelaki berbeda agama yang ditulis oleh Erwin Arnada dalam novelnya “Rumah di Seribu Ombak”. Penulis juga mengisahkan bagaimana kedua anak itu bisa saling menjaga kepercayaan atas rahasia masing-masing. Samihi takut sekali dengan laut walau tinggal tak jauh dari pantai.
Ketika Ibunya masih hidup, dia selalu dilarang untuk mendekati laut karena takut dia tenggelam seperti kakaknya. Namun, memaklumi ketakutan sahabatnya hanyalah langkah awal. Yanik meyakini Samihi untuk melawan rasa takutnya. Dia mengajari Samihi berenang, yang kelak berguna untuk masa depannya. Terlebih ketika Samihi mencoba peruntungannya untuk menjadi seorang peselancar.
Sedangkan Yanik mempunyai rahasia, kalau dia pernah dilecehkan secara seksual oleh Warga Negara Asing. Kita tak bisa menutup mata, bahwa kasus pedofilia yang terjadi di Bali ataupun daerah lain di Indonesia memang terjadi. Tak sedikit Warga Negara Asing yang berpura-pura baik kepada anak-anak pribumi.
Mereka dengan sabar menunggu dan siap menerkam ketika korbannya lengah.Namun, tak sedikit juga Warga Negara Asing yang memang baik tanpa ada maksud jahat. Yang perlu dilakukan adalah sikap waspada, bukan curiga. Bekerja sama ketika melakukan kebaikan dan bertindak cepat ketika ada sesuatu yang salah.
Novel ini juga menceritakan bagaimana dampak dari tragedi bom yang terjadi di Bali. Perekonomian menjadi lemah karena tak banyak lagi turis yang datang. Para pendatang yang beragama muslim juga meninggalkan Bali karena takut. Tragedi ini juga yang mengakibatkan Yanik dan Samihi berpisah untuk waktu yang lama. Ayah Yanik yang menjadi korban bom membuat Yanik harus pindah dari desa. Karena ada pihak-pihak yang mencoba untuk menyulut perselisihan dengan memanfaatkan kejadian tersebut.
Kisah romansa juga disuguhkan novel ini. Yanik jatuh cinta kepada Syamimi yang merupakan adik Samihi. Yanik sudah menaruh hati kepada Syamimi sejak kecil. Syamimi sebenarnya juga mencintai Yanik tetapi tertahan karena adanya perbedaan agama.Masalah prinsip yang membuat banyak pasangan di muka bumi ini harus menyerah kepada hubungan mereka.
Novel “Rumah di Seribu Ombak” menawarkan begitu banyak kisah yang bisa diambil pelajarannya. Kita diajak untuk saling menghargai keyakinan masing-masing. Menjaga kerukunan antar umat beragama yang sudah terjalin sejak dulu. Tak mudah menyerah dengan keadaan sulit. Bangkit dari keterpurukan dan melawan rasa takut untuk mencapai yang terbaik.
Banyak media yang menekankan, bahwa penulis novel ini adalah mantan narapidana karena kasus sebuah majalah franchise asal Amerika yang ia pimpin. Namun, menurut saya, tak terlalu penting bagaimana latar belakang penulis. Penulis akan diingat sepanjang masa karena tulisannya dan bukan karena latar belakangnya. Semoga Erwin Arnada diingat sebagai penulis yang mencoba menyampaikan pesan persahabatan dan kedamaian melalui tulisannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar